Monday, February 9, 2009

Kisah dari Salalah (22) : Kembali via Muscat

Pagi Tgl. 8 Agustus 2008, kami check out dari Haffa House Hotel Salalah setelah menginap 6 malam. Satu demi satu barang keperluan, kami pak ke dalam ransel dan hand bags. Esther lah yang paling paham, yang mana musti masuk kemana.

Saya dan Bamby memasukkan dan mengaturnya di mobil. Supaya nantinya mudah diturunkan atau dicari bila barang tertentu diperlukan. Maklum nanti masih akan menginap semalam di Ghaftain dan dua malam di Seeb/Muscat sebelum saya dan Esther balik ke Abu Dhabi. Bamby akan terbang langsung dari Muscat ke Doha, karena visa masuknya ke UAE cuma berlaku sekali.

Saat berangkat, suasana hari-hari terakhir di Salalah yang menyenangkan masih terbawa. Foto-fotonya bisa dilihat di bagian photo, dengan judul: Shisr dan Pantai Mughsail (lagi).

Kami mampir dulu membeli buah-buahan sebelum keluar kota Salalah.

Tidak berapa lama selepas Ghaftain, datanglah Badai Pasir yang cukup mendebarkan. Hujan lebat pun mengguyur mobil kami sebelum masuk Muscat.

Dibanding 2005, Muscat tampak lebih ramai dan lebih berkembang. Ada Mal baru dan jalan-jalan tampak lebih padat. dengan kendaran.

Dari suatu vantage point di atas bukit, kami bisa melihat Ruwi Valley. Sayang cuaca agak berdebu (hazy) sehingga Old Muscat / Mutrah harbour dengan Mirani Fort dan Jalali Fort nya tidak tampak di kejauhan. Kami sempat berkunjung dan melihat kedua Fort tsb. dari kedekatan ketika jalan-jalan ke Muscat thn 2005.

Dari vantage point itu kami mengambil jalan tembus ke pantai-pantai Yiti, Al Jissah dan Qantab menikmati hari terakhir kisah perjalanan panjang ke Salalah.


Tgl. 11 Agustus, kami mengantar Bamby ke Seeb Airport dan langsung kembali berduaan saja ke Abu Dhabi.

SELESAI ................

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home