Friday, November 21, 2008

Kisah dari Salalah: (18) Mirbat, makam Muhammad bin Ali dan Wali Sanga

Dari Travertine Curtain kami lanjutkan perjalanan ke Timur menuju kota Mirbat. Jalan raya menyusuri pantai yg ditempuh adalah sekitar 40 km.


Saya masih sempat memandang Sumhuram (Khor Rori ancient site) di arah pantai ketika kami melewati jalan masuknya lagi. Dan membayangkan betapa besar dedikasi arkeolog dan dana yang diperlukan untuk memugar / melestarikan peninggalan-peninggalan kuno. Ini seperti ditunjukkan pada explorasi Tomb No. 33 di Mesir dan penyelamatan peninggalan kuno di Irak saat perang teluk II dimulai. Apapun motifnya, pemegang 'bukti sejarah' memang bisa menyusun kisah yang meyakinkan untuk generasi berikut.

Pada sebuah lembah tidak jauh sebelum kota Mirbat, disebelah kanan jalan raya, terlihat bangunan berwarna putih dengan dua kubah di atasnya. Bangunan itu adalah makam seorang syekh (wali) bernama Muhammad bin Ali.


Menurut sebuah website pariwisata:
"Muhammad bin Ali, who is described as a taqi or pious man, established a madrassa in Mirbat and died in the year 1161. The place is well maintained and has many original features some of them dating back to 12th century".

Kami mengunjungi makam tsb. dan melihat bahwa disekitar bangunan nya terdapat banyak sekali makam. Ini menunjukkan bahwa komplek makam ini memang sudah cukup tua.

Saya berpikir, apakah Muhammad bin Ali ini ada hubungannya dengan Wali Sanga di pulau Jawa ? Dan rasa-rasanya saya pernah membaca sebuah silsilah para penyiar agama Islam yang mengandung nama Mirbat. Kalau tidak salah namanya Shohib Marbat atau Shohib Mirbat.

Sekembali ke Abu Dhabi saya coba cari di internet dan menemukan informasi dari website ahlussunnahwaljama'ah Indonesia sbb:

quote:

Al-Imam Muhammad Shohib Mirbath - Ali Khali’ Qasam - Alwi - Muhammad - Alwi - Ubaidillah - Ahmad Al-Muhajir - Isa Ar-Rumi - Muhammad An-Naqib - Ali Al-’Uraidhi - Ja’far Ash-Shodiq - Muhammad Al-Baqir - Ali Zainal Abidin - Husain - Fatimah Az-Zahro - Muhammad SAW

Beliau adalah Al-Imam Muhammad Shohib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-’Uraidhi bin Ja’far Ash-Shodiq, dan terus bersambung nasabnya hingga Rasulullah SAW.

Beliau terkenal dengan julukan Shohib Mirbath, yang artinya penghuni daerah Mirbath. Mirbath adalah julukan bagi kota Dhafar lama, suatu daerah berpantai.

Beliau adalah seorang imam yang agung, unggulan di jamannya. Beliau banyak menguasai berbagai macam ilmu dan gemar mengamalkannya. Beliau seorang yang hidup dalam keadaan zuhud dan wara’. Hidupnya penuh dengan ibadah dan berbuat kebajikan. Seseorang yang melihat kehidupan beliau, pasti terkagum akan keindahan akhlak dan kemuliaan sifat-sifatnya.

Selain itu beliau juga seorang yang sangat dermawan dan pemurah. Kedalamannya di dalam menguasai ilmu menjadikan beliau sebagai seorang guru yang agung. Dengan kemuliaan dan kebaikan kehidupannya, muncullah di dalam diri beliau berbagai macam karomah.

Beliau aslinya berasal dari Hadramaut, kemudian memutuskan tinggal di Mirbath. Banyak para ulama yang berhasil dalam didikan beliau dan akhirnya menjadi ulama-ulama besar. Diantaranya adalah 4 putra beliau sendiri, yaitu Alwi, Abdullah, Ahmad dan Ali (ayah dari Ah-Fagih Al-Muqaddam). Selain itu ada juga beberapa ulama lainnya seperti Asy-Syeikh Muhammad bin Ali (yang disemayamkan di kota Sihr), Asy-Syeikh Al-Imam Ali bin Abdullah Adh-Dhafariyyin, Asy-Syeikh Salim bin Fadhl, Asy-Syeikh Ali bin Ahmad Bamarwan, Al-Qadhi Ahmad bin Muhammad Ba’isa, Asy-Syeikh Ali bin Muhammad Al-Khatib.

unquote:

Kutipan diatas menunjukkan bahwa Shohib Marbat bernama Muhammad bin Ali Khali' Qasam.

Dari website lain juga diketahui bahwa Shohib Marbat wafat pada thn. 556 H. Kalau saya hitung hitung bahwa tarikh Hijri dimulai saat Rasulullah SAW hijrah dari Mekah ke Madinah (thn. 622 M) dan ada 354 hari dalam satu tahun Hijri, maka thn. 556 H bertepatan dengan 622 + 556 (354/365) = 622 + 539 = 1161 M. Sama dengan tahun yg disebut oleh web site parawisata di atas !

Jadi makam yg kami kunjungi itu kemungkinan besar adalah makam Shohib Mirbat, keturunan ke 16 dari Rasulullah Muhammad SAW melalui puteri beliau (Fatimah As Zahra).

Selanjutnya, dalam tulisan mengenai dakwah kaum Alawiyin dalam blog seorang warga Sabah Malaysia , yg menyarikannya dari Syarh Al-Ainiyyah karya Al-Allamah AlHabib Ahmad bin Zain Alhabsy Ba'alawy,
disebutkan sbb:

quote:

Disetiap negri yang di kunjungi, mereka langsung membaur dengan rakyat setempat dan menggunakan nama-nama dan gelar-gelar yang dipakai secara umum. Dengan kelurhuran ahlak dan kehidupan bersahaja serta ketaatan kepada Agama seperti yang di warisi dari para leluhur, mereka mereka berhasil memikat hati penduduk setempat sehingga dalam waktu yang relatif singkat, Islam telah menyebar dan meluas di berbagi daerah di AsiaTenggara termasuk kepulauan Indonesia.

Di antara mereka yang sangat terkenal ialah keturunan Abdul Malik bin Muhammad (Shohib Mirbath) bin Ali (Kholi’ Qosam) bin Alwy bin Muhammad bin Alwy bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir. Sayid Abdul Malik tersebut pergi dari Hadrolmaut dan menetap di India dan Anak cucunya membaur dengan penduduk negri dan menggunakan nama-nama dan gelar-gelar India. Dalam buku nasab kaum Alawiyin, mereka di sebut sebagai keluarga Adzamat Khan. Diantara mereka pergi ke Asia Tenggara yang diantara anak cucunya kemudian di kenal di Indonasia sebagai Wali Songo. Jamaluddin Husain al-Akbar adalah orang pertama dari keluarga Adzamat Khan yang datang dan menetap di Indonesia. Ia adalah putra Ahmad jalal Syah (lahir dan wafat di India) bin Abdullah khan bin Abdul-Malik (wafat di India) bin Alwi (wafat di Tarim Hadromaut) bin Muhammad (Shahib Marbath) dan seterusnya sampai Imam al-Muhajir.

Jamaluddin datang ke Indonesia dengan membawa keluarga dan sanak kerabatnya, lalu meninggalkan salah seorang putranya bernama Ibrahim Zain al-Akbar di Aceh untuk mengajarkan tentang Islam, sedangkan ia sendiri mengunjungi kerajaan Majapahit di Jawa kemudian merantau lagi ke daerah Bugis (Makassar dan Ujung pandang) dan berhasil dalam penyiaran Islam dengan damai sampai ia wafat di daerah Wajo, Makassar. Ia meninggalkan tiga orang putra, yaitu Ibrahim Zainuddin al-Akbar (yang ditinggal oleh ayahnya di Aceh), Ali Nurul Alam dan Zainal Alam Barakat.

Ibrahim Zainuddin al-Akbar (alias Ibrahim Asmoro) wafat di Tuban Jawa Timur dan meninggalkan tiga orang putra yakni: Ali Murtadha, Maulana Ishaq, (ayah dari Muhammad Ainul Yakin /Sunan Giri) dan Ahmad Rahmatulloh Sunan Ampel (ayah dari Ibrohim Sunan Bonang, Hasyim Sunan Drajat, Ahmad Husanuddin Sunan Lamingan, Zainal Abidin Sunan Demak, Ja’far Shodiq Sunan Kudus).

Ali Nurul Alam putra dari Jamaluddin Husein Al Akbar, wafat di Anam (Siam) meninggalkan seorang putra yaitu Abdulloh Khan yang wafat di Kmphuchea. Dua orang putra Abdulloh beliau adalah Babulloh Sultan Ternate dan Syarif Hidayatulloh Sunan Gunung Jati (ayah dari Sultan Hasanuddin, Sultan Banten yang pertama).
Zainal Alam Barokat, putra ketiga dari Jamaluddin Husen Al Akbar, wafat di Kampuchea atau di Cermin, meninggalkan dua orang putra yaitu Ahmad Zainal Alam dan Maulana Malik Ibrohim (wafat di Gresik)

unquote

Jadi sebahagian dari Wali Sanga (kemungkinan besar) adalah keturunan dari wali (syekh) yang makamnya kami kunjungi di Mirbat ! Mudah-mudahan di waktu kemudian ada keterangan-keterangan lain yang dapat memperjelas hasil riset kecil-kecilan ini.

---------------------

Mumpung mencatat silsilah-silsilah, berikut ini saya tambahkan silsilah keluarga sendiri berdasarkan catatan yang saya peroleh dari keluarga ibunda. Sekedar menyimpannya sebelum hilang.

Ibunda (Ny. Loekito Santoso - Bandung), adalah putri dari
Raden Ngabei Soenodo (dr. hewan - makam di Bandung), putra dari
Raden Ngabei Soerodiwirjo (Pati), putra dari
Raden Ngabei Soerowidjojo (makam di Sani - Pati), putra dari
Raden Ngabei Soerodiwirjo I (Pati), putra dari
Raden Ngabei Ronggo Djojokoesoemo I (Boepati Anom, makam di Randangan - Pati), putra dari
Kandjeng Pangeran Notoprodjo (Boepati Anom Pati, makam di Randangan - Pati), putra dari
Kandjeng Panembahan Sadakepoeh (Sedo Kepoeh, makam di Bergota - Semarang), putra dari
Kandjeng Panembahan Patih Semarang, putera dari
Kandjeng Panembahan Semarang (makam di Tembayat - Klaten), putra dari
Kandjeng Panembahan Adik Dagi / Soemanhadi (makam di dlm gedung Kadilangu Demak), putra dari
Raden Mas Said Kandjeng
Soenan Kalidjogo (makam di Astono Kadilangu - Demak), putra dari
Raden Toemenggoeng Harjo Wilotikto (Hadipati Toeban - menantu ISKS Browidjojo III / Lemboe Amisani - Modjopahit), putra dari
Raden Toemenggoeng Harjo Tedjo (Hadipati Toeban)

Catatan:
1) Bila annals Kelenteng Sam Po Kong - Semarang yg dikutip Parlindungan dalam buku Tuanku Rao (Lampiran XXX / hal. 654) benar, maka Raden Toemenggoeng Harjo Tedjo adalah seorang Cina muslim bernama Haji Gan Eng Tju. Pada thn. 1423 M, Haji Gan Eng Tju dipindahkan tugasnya sebagai pemimpin komunitas Cina Islam dari Manila ke Tuban oleh Haji Bong Tak Keng, yang ditempatkan di Campa untuk mengatasi flourishing Muslim/Hanafi Chinese communities di Nan Yang (Asia Tenggara) oleh Laksamana Haji Cheng Ho (Zheng He). Karena jasa-jasanya melayani keraton Madjapahit di pelabuhan Tuban, Haji Gan Eng Tju diberi gelar A Lu Ya (Aria ?) oleh Raja Majapahit.

2) Bila Babad Tuban yang dikutip De Graaf & Pigeaud dalam buku Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa (hal. 166) benar, maka Aria Teja (Harjo Tedjo) adalah seorang ulama keturunan Arab yang berhasil meyakinkan raja Tuban (Aria Dikara) untuk memeluk agama Islam.

3) Baik annals Klenteng Sam Po Kong yang dikutip Parlindungan (di hal. 655) maupun Sadjarah Dalem (Padmosusastro) yang dikutip De Graaf & Pigeaud (catatan kaki di hal. 166) menyebutkan bahwa Nyai Gede Manila atau Nyi Ageng Manila, puteri Aria Teja (lahir di Manila?) dinikahkan dengan Raden Rahmat (Sunan Ngampel). Dari pernikahan ini lahirlah Raden Maulana Makdum Ibrahim, yg kelak dikenal sebagai Sunan Bonang.

4) Nama Raden Rahmat (Sunan Ngampel) juga disebut dalam tulisan John Lawton di Saudi Aramco World mengenai kisah penyebaran Islam ke Asia Tenggara dan Cina yang cukup menarik.

Mudah-mudahan silsilah dan cacatan di atas, juga memberi manfaat bagi pembaca.

-----------

Dari makam Muhammad bin Ali kami masuk ke kota Mirbat, yang saat itu tampak seperti kota mati. Disana sini kami lihat reruntuk bangunan.


Kami mencoba mencari lokasi Golden Tulip Resort dan bekas benteng di Mirbat, tetapi tidak berhasil. Yang kami jumpai hanya pelabuhan nelayan dimana beberapa boat kecil sedang berlabuh.


Setelah kembali di Abu Dhabi saya menemukan kisah pertempuran seru di Mirbat antara 9 orang anggota pasukan SAS Inggeris (yang diperbantukan kepada Sultan Qaboos) dengan 250 orang pemberontak / simpatisan komunis, yang terjadi pada thn 1972.

Dari Mirbat kami masih meneruskan perjalanan ke Timur, menuju kota Sadh.

(bersambung)

3 Comments:

At February 1, 2010 at 11:08 AM , Blogger Unknown said...

Asskum wr wb,
Dear saudaraku...
Sungguh perjalanan yang sangat luar bisa dan mengesankan sekaligus "sowan" para leluhur di beberapa belahan dunia.
tanpa sengaja saya membaca blog anda disaat waktu senggang saya di kantor dimana disaat yang sama saya sedang membaca sekitar Silisah Nasab dari Kakek/nenek tercinta dari mulai Rosulullah sampai dengan Majapahit dan Walisongo.
Sebuah perjalanan yang harus saya acungin jempol dan pembuatan blog yang sangat menarik bagi saya setelah membacanya, diharapkan dapat menambah pengetahuan saya dan pembaca lainnya untuk dapat lebih mengenal kembali Sejarah masa lampau yang tidak mungkin dapat terpisah dari perjalanan kita sampai hari ini.
Adalah merupakan kebanggaan dan kebahagiaan bagi saya sehingga hari ini saya bertemu dengan saudara saya (Penulis dan keluarga) melalui forum ini.
Suatu kebahagiaan bagi para leluhur dimana anak cucunya masih mengingat dan tentunya mendoakan Beliau serta mempererat silaturahmi diantara anak cucunya, semoga perkenalan saya dengan Penulis sekaligus dapat memperkuat tali silaturahmi diantara kita dan saudara lainnya.

Salam kenal dan hormat saya,
Agus
email/YM: agus_wibowo58@yahoo.com

 
At February 1, 2010 at 11:09 AM , Blogger Unknown said...

Asskum wr wb,
Dear saudaraku...
Sungguh perjalanan yang sangat luar bisa dan mengesankan sekaligus "sowan" para leluhur di beberapa belahan dunia.
tanpa sengaja saya membaca blog anda disaat waktu senggang saya di kantor dimana disaat yang sama saya sedang membaca sekitar Silisah Nasab dari Kakek/nenek tercinta dari mulai Rosulullah sampai dengan Majapahit dan Walisongo.
Sebuah perjalanan yang harus saya acungin jempol dan pembuatan blog yang sangat menarik bagi saya setelah membacanya, diharapkan dapat menambah pengetahuan saya dan pembaca lainnya untuk dapat lebih mengenal kembali Sejarah masa lampau yang tidak mungkin dapat terpisah dari perjalanan kita sampai hari ini.
Adalah merupakan kebanggaan dan kebahagiaan bagi saya sehingga hari ini saya bertemu dengan saudara saya (Penulis dan keluarga) melalui forum ini.
Suatu kebahagiaan bagi para leluhur dimana anak cucunya masih mengingat dan tentunya mendoakan Beliau serta mempererat silaturahmi diantara anak cucunya, semoga perkenalan saya dengan Penulis sekaligus dapat memperkuat tali silaturahmi diantara kita dan saudara lainnya.

Salam kenal dan hormat saya,
Agus
email/YM: agus_wibowo58@yahoo.com

 
At February 1, 2010 at 11:10 AM , Blogger Unknown said...

Asskum wr wb,
Dear saudaraku...
Sungguh perjalanan yang sangat luar bisa dan mengesankan sekaligus "sowan" para leluhur di beberapa belahan dunia.
tanpa sengaja saya membaca blog anda disaat waktu senggang saya di kantor dimana disaat yang sama saya sedang membaca sekitar Silisah Nasab dari Kakek/nenek tercinta dari mulai Rosulullah sampai dengan Majapahit dan Walisongo.
Sebuah perjalanan yang harus saya acungin jempol dan pembuatan blog yang sangat menarik bagi saya setelah membacanya, diharapkan dapat menambah pengetahuan saya dan pembaca lainnya untuk dapat lebih mengenal kembali Sejarah masa lampau yang tidak mungkin dapat terpisah dari perjalanan kita sampai hari ini.
Adalah merupakan kebanggaan dan kebahagiaan bagi saya sehingga hari ini saya bertemu dengan saudara saya (Penulis dan keluarga) melalui forum ini.
Suatu kebahagiaan bagi para leluhur dimana anak cucunya masih mengingat dan tentunya mendoakan Beliau serta mempererat silaturahmi diantara anak cucunya, semoga perkenalan saya dengan Penulis sekaligus dapat memperkuat tali silaturahmi diantara kita dan saudara lainnya.

Salam kenal dan hormat saya,
Agus
email/YM: agus_wibowo58@yahoo.com

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home